Sejarah Mobil Listrik di Indonesia
Mobil Listrik
Mobil listrik adalah mobil yang digerakkan dengan menggunakan energi listrik yang telah disimpan di dalam baterai atau tempat penyimpan energi. Mobil listrik sangat populer pada akhir abad ke-19, akan tetapi kemudian popularitasnya menurun karena teknologi mesin yang semakin maju sehingga harga kendaraan berbahan bakar bensin menjadi semakin murah sehingga banyak mengurangi minat pembeli.
Krisis energi yang terjadi pada tahun 1970-an dan 1980-an pernah membangkitkan sedikit minat masyarakat pada mobil-mobil listrik, tapi baru tahun 2000-an lah para produsen kendaraan mulai memperhatikannya dengan cukup serius. Hal ini disebabkan karena harga minyak yang semakin lama semakin tinggi pada tahun 2000-an. Banyak masyarakat dunia yang semakin sadar akan buruknya dampak emisi bagi bumi sehingga menimbulkan semangat untuk mengurangi penggunaan bahan bakar habis pakai. Semangat ini berdampak pada mobil listrik dan menambah daya tarik bagi pembelinya.
Mobil Listrik di Indonesia
Di Indonesia pada tanggal 1 April 2012 pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengucurkan dana sekitar 100 miliar rupiah untuk melakukan riset mobil listrik. Saat itu diprakasai oleh Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN. Dahlan Iskan kemudian meminta Ricky Elson seorang anak muda Indonesia yang memiliki keahlian dibidang motor listrik untuk mengembangkan mobil listrik buatan anak bangsa. Hasil kerjanya itu menghasilkan mobil listrik bernama Selo yang dipamerkan pada saat KTT APEC di Bali ditahun 2013. Pada tanggal 20 Mei 2013 dilakukanlah uji coba bus listrik untuk APEC 2013. Saat ini bus listrik tersebut melayani transportasi publik di Yogyakarta. Pada tanggal 6 Mei 2014 ITS mendapatkan rekor mobil listrik dalam negeri dengan rincian jarak tempuh total 800 km, kecepatan rata-rata 120-130 km/jam serta setiap 8 jam harus dilakukan pengisian ulang selama 3 jam. Rute yang ditempuh ialah Jakarta, Bandung, Tasikmalaya, Purwokerto, Yogyakarta–Madiun dan terakhir Surabaya. Kerja keras Ricky Elson membuatnya dianggap sebagap Pelopor Mobil Listrik Nasional pertama di Indonesia.
Namun sayangnya tidak lama setelah itu pengembangan mobil listrik tersebut mengalami masalah dan terhenti karena tuduhan merugikan negara. Selain itu mobil listrik dianggap tidak lolos uji emisi. Pada tanggal 10 Juni 2013 pemerintah menegaskan kendaraan listrik menjadi bebas pajak. Lalu pada tanggal 12 Juni 2013 Zbee dari Negara Swedia resmi membuka pabrik kendaraan listriknya dengan nama PT Lundin Industry yang terletak di Kota Banyuwangi, Jawa Timur. Dengan target produksi minimal 100.000 unit per tahunnya.
Meskipun diluar negri mobil listrik cukup diminati akan tetapi di Indonesia terlihat kurang banyak diminati. Alasan pertama adalah karena kurangnya infastruktur untuk pengisian daya kendaraan. Kita semua tahu bahwa mobil listrik mengandalkan energi listrik berupa baterai yang mebutuhkan tempat pengisian daya. Sementara itu hingga saat ini di Indonesia sendiri belum tersedia infrastruktur yang memadai untuk menunjang para konsumen yang mempunyai mobil listrik tersebut. Selain itu untuk mendirikan stasiun pengisian daya ini pasti akan dibutuhkan listrik yang cukup besar. Pengembangan mobil listrik di Indonesia ini harus diikuti oleh pengembangan sumber listriknya. Karena jika listrik yang besar didapat dari pembangkit listrik yang tidak ramah lingkungan, maka penggunaan mobil listrik di Indonesia akan percuma.
Sukai/Like Fan Page Facebook Garuda Cyber Indonesia>
Subscribe Channel Youtube Garuda Cyber Indonesia>
Follow Instagram Garuda Cyber Indonesia>