Kehadiran adalah hal yang penting untuk dimanajemen dalam sebuah instansi maupun perusahaan salah satunya bagi perguruan tinggi. Pencatatan kehadiran karyawan dan mahasiswa pada sebuah perguruan tinggi bertujuan untuk evaluasi dan penilaian. Terutama kehadiran mahasiswa ini biasa digunakan oleh dosen sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai, jika mahasiswa tersebut memiliki kehadiran yang maksimal maka ia akan mendapatkan nilai sebagai bentuk apresiasi karena ia telah rajin.

Sedangkan mendata kehadiran dosen berguna untuk melihat seberapa besar dan maksimal kontribusi sang dosen dalam mengembangkan kampus. Sehingga kehadirannya bisa dinilai sebagai kedisiplinan dan keseriusannya dalam mengajar.

Saat ini sudah banyak sekali teknologi terbarukan yang hadir untuk membantu pendataan absensi ini, seperti penggunaan finger print, QR Code dan lain sebagainya. Sudah banyak perusahaan dan instansi memanfaatkannya untuk memudahkan dalam pendataan absensi ini. Meskipun demikian, pada sebuah perguruan tinggi masih sering kita jumpai cara manual dalam mendata atau mencatat absensi mahasiswanya. Dimana dosen mencatat nama mahasiswa yang ada pada sebuah kertas dan nanti akan di tanda tangani oleh mahasiswa yang bersangkutan.

Di era digitalisasi saat ini tentu saja manual proses kurang efektif dan efesien dalam mencatat absensi ini, karena cara manual memperbesar kemungkinan akan adanya kecurangan seperti tidak konsistennya dosen dalam jumlah pertemuan atau ada mahasiswa yang menitip absen. Semua kemungkinan tersebut bisa saja terjadi, ditambah lagi membutuhkan waktu lama dalam pembuatan laporan dan banyak membutuhkan kertas.

Baca Juga : Jasa Konsultan IT di Padang

Keberadaan ini cukup penting, dimana setiap dosen mata pelajaran baru bisa melaksanakan ujian akhir semester apabila sudah melaksanakan 16 kali pertemuan tatap muka bersama mahasiswa. Sedangkan bagi mahasiswa ia baru bisa mengikuti ujian tersebut jika memenuhi persyaratan kehadiran sekitar 75% dari jumlah pertemuan yang ada. Disini bisa kita simpulkan bahwa proses absensi ini tentu saja membutuhkan yang namanya pendataan yang cepat dan tepat.

Sebagaimana sebelumnya sudah kita jelaskan bahwa teknologi yang ada saat ini cukup berkembang dengan pesat dan menawarkan ragam kemudahan untuk penggunanya. Diantara teknologi yang hadir juga ada kemudahan dalam proses presensi ini yaitu dengan cara digital. Salah satu digitalisasi dalam memudahkan absensi adalah penggunaan aplikasi absensi online berbasis android. Kita tahu bahwa android saat ini sudah menjadi bagian hampir seluruh lapisan masyarakat, dimana hampir semua menggunakan yang namanya smartphone.

Menggunakan absensi online berbasis android akan memudahkan dalam proses absensi, dimana dosen hanya bermodalkan gadget di tangannya untuk melakukan absensi. Di dalam aplikasi dosen bisa absen untuk dirinya sekaligus absen untuk kehadiran mahasiswa. Kecuranganpun akan terminimalisir dengan absensi android ini, karena kehadiran tercatat sesuai dengan titik koordinat. Sehingga jika dosen berada di luar kampus akan terdeteksi, selain itu absensi bisa disubmit hadir 15 menit sebelum jam dimulai dan 15 menit setelah jam dimulai. Setelah dosen submit kehadiran, selanjutnya melakukan absensi terhadap mahasiswa.

Selain beberapa hal diatas, banyak sekali manfaat yang akan di dapatkan oleh kampus menggunakan absensi berbasis android ini, diantaranya adalah :

1. Menghindari Resiko Kecurangan

Dengan adanya absensi yang terdigitalisasi tentu saja mampu meminimalisir kecurangan baik oleh dosen maupun mahasiswa. Lokasi dosen melakukan absensi terdata oleh sistem, selain itu dosen akan berusaha masuk secara ontime karena absen hanya bisa dibuka sesuai jadwal yang ditentukan. Sedangkan kehadiran mahasiswa juga lebih tercatat maksimal, karena pada aplikasi tersimpan foto mahasiswa yang bisa dijadikan patokan apabila ada yang nitip absen.

2. Jadwal perkuliahan terkontrol dengan baik

Absensi ini terintegrasi langsung dengan jadwal kuliah, sehingga jam terbukanya juga sesuai dengan jam perkuliahan sehingga akan memudahkan dalam mengontrol kehadiran. Tidak ada lagi namanya dosen yang telat masuk kuliah maupun tanpa keterangan tapi dinyatakan hadir. Semua tersistem dan terkontrol secara baik, dan mahasiswapun tidak akan lelah menunggu dosen bersangkutan.

Baca Juga : Manfaat ERP untuk Bisnis Anda

3. Efektif dan Efesien

Dibandingkan dengan manual proses cara ini cukup efektif dan efesien, dimana pimpinan akan mudah melihat setiap aktivitas pada kampus. Tersistemnya kehadiran akan meningkatkan kedisplinan sang dosen dan mahasiswa karena mereka akan berupaya untuk memasuki kelas sesuai jadwal perkuliahan.

4. Terintegrasi SIAKAD

Selain tiga poin di atas, aplikasi juga terintegrasi dengan SIAKAD, dimana nama yang tertera dalam absensi sesuai dengan siakad. Ketika dosen mengisi kehadiran mahasiswa pada aplikasi, mahasiswapun bisa melihat history melalui SIAKAD. Selain itu dosen juga bisa melihat history perkuliahan melalui siakad dan menginputkan nilai juga dengan mudah.

Semua kemudahan yang ditawarkan oleh Absensi online berbasis android ini bisa diperoleh dari Garuda Cyber. Dimana Garuda Cyber merupakan perusahaan IT sekaligus konsultan IT yang sudah dipercaya oleh beberapa perguruan tinggi di Indonesia dalam persoalan IT. Absensi Online berbasis Android yang ditawarkan GCI ini sangat membantu sekali untuk dosen dan mahasiswa terutama untuk pimpinan kampus, karena ia bisa memantau aktivitas kehadiran dengan mudah dan cepat.

Absensi berbasis android ini adalah solusi cerdas kampus zaman now yang memudahkan dalam memanajemen baik itu kehadiran dosen maupun mahasiswa. Saat ini sudah banyak kampus yang menggunakannya dan bermitra dengan GCI. Untuk sudah saatnya kampus anda beralih dari cara konvensional ke Go Digital bersama Garuda Cyber. Di era teknologi digital 4.0 tentu saja menggunakan sistem digitalisasi adalah solusi pintar yang tak bisa dielakan keberadaannya. Sudah sepatutnya kampus yang ingin berkembang harus mampu memberikan kemudahan dalam pelayanan serta kemudahan dalam memperoleh informasi dengan sistem digitalisasi.

#GarudaCyber23Mei