Cara Kerja Markerless Augmented Reality

Augmented Reality (AR). Pastinya Greader sekalian tidak asing lagi dengan istilah tersebut kan? Mendengar istilah tersebut, apa sih yang terlintas dipikiran Greader sekalian? Mungkin ada yang berfikir tentang kacamata VR ( Google Cardboard ), ada juga yang terbayang tentang Pokemon Go, dan yang lebih realistis adalah terbayang tentang sebuah teknologi masa kini. Jika ada yang berfikir demikian, memang tidak salah. Karena memang ada keterkaitan antara Augmented Reality dengan hal-hal tadi.

Augmented Reality atau AR merupakan teknologi masa kini yang memungkinkan seseorang untuk dapat menggabungkan benda maya (virtual) baik yang dua dimensi ataupun tidak dimensi ke dalam sebuah lingkungan atau alam nyata, yang kemudian diproyeksikan atau digambarkan dan dimunculkan dalam waktu yang realtime.

Implementasi dan penggambaran agar Greader mengerti tentang Augmented Reality sangat mudah. Bayangkan saja Greader sekalian sedang berjalan atau mengemudi di jalanan. Dengan teknologi Augemented Reality, Greader sekalian akan dapat melihat rambu lalu lintas disepanjang jalan seolah muncul dan dihidup di depan dashboard mobil anda. Kemudian dengan teknologi AR, ketika kita menscan sebuah kartu yang bergambar dengan menggunakan aplikasi AR yang terinstal di smartphone, kita akan dapat melihat objek yang ada pada kartu tersebut seolah muncul, hidup dan dapat bergerak.

Sejarah berkembangnya teknologi Augmented Reality ini sendiri sudah dimulai cukup lama. Dimulai sekitar tahun 1957, ketika seorang peneliti yang bernama Morton Heilig, yang juga seorang cinematography menciptakan dan mempatenkan penemuannya akan sebuah simulator yang dilengkapi dengan visual, getaran dan bau yang kemudian dikenal dengan nama Sensorama. Kemudian pada tahun 1966 seorang ilmuan bernama Ivan Sutherland menemukan sebuah teknologi dengan nama Head-Mounted Display, yang kemudian dia anggap sebagai jendela menuju dunia maya (virtual).

Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1975 seorang ilmuan yang bernama Myron Kruger mengembangkan sebuah teknologi Video place yang memungkinkan seseorang untuk dapat berinteraksi dengan objek virtual. Selanjutnya pada tahun 1989, Jaron Lanier mengenalkan dan menciptakan bisnis komersial pertama di dunia maya dengan teknologi Virtual Reality (VR), dan kemudian pada tahun 1992 berdasarkan pengembangan teknologi yang ada, terutama Virtual Reality, Jaron kembali mengembangkan teknologi Augmented Reality untuk melakukan simulasi perbaikan pada sistem pesawat jenis boeing (besar). Pada tahun yang sama, LB Rosenberg mengembangkan salah satu sistem pada AR, yang kemudian disebut dengan Virtual Fixtures dan kemudian digunakan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat, yaitu Armstong Labs. Kemudian pada tahun 1992 ini juga, Blair Maclntyre, Steven Feiner dan Doree Seligmann mengembangkan dan memperkenalkan cikal bakal dari Protype AR yaitu Major Paper.

Bisa dikatakan, awal mula berkembangnya teknologi AR adalah karena adanya perkembangan teknologi VR oleh Jaron Lanier pada tahun 1989. Lalu, apa bedanya Augmented Reality (AR) dengan Virtual Reality (VR)?

Perbedaannya sederhana saja, jika augmented reality adalah memproyeksikan benda 2D atau 3D yang ada pada dunia maya (virtual) ke dalam dunia nyata, maka Virtual Reality adalah kebalikannya, yaitu memproyeksikan benda yang ada di dunia nyata ke dalam dunia maya atau virtual. Dengan demikian, teknologi AR memperkaya ragam dunia nyata, sedangkan VR menghilangkan dunia nyata.

Teknologi augmented reality berkerja berdasarkan dari deteksi citra atau gambaran yang didapat, dan citra itu sendiri yang digunakan adalah sebuah marker (pola, gambar, batas). Salah satu hal yang menjadi bagian paling sulit dalam pengembangan dan penggunaan teknologi AR adalah sulitnya memperhitungkan sudut pandang pengguna yang diharapkan akan didapat secara realtime, sehingga mode virtual yang didapat mampu selaras dengan keadaan di dunia nyata. Guna mengatasi permasalahan tersebut, di kembangkanlah sebuah tools yang dapat membantu menghitung posisi kamera dan sudut pada marker, yang bernama ARToolkit. ARToolkit merupakan sebuah framework open source yang membantu seorang programmer dalam mengembangkan aplikasi yang menggunakan teknologi AR.

Saat ini konsep kerja dari teknologi AR tidak lagi tergantung kepada marker (Marker Based Tracking). Karena dewasa ini sudah dikembangkan sebuah algoritma dan konsep kerja dalam AR yang dikenal dengan istilah MAR (Markerless Augmented Reality). Metode Markerless saat ini menjadi metode yang paling banyak digunakan dalam pengembangan teknologi yang menggunakan Augmented Reality. Lantas, bagaimana cara kerja metode Markerless pada Augmented Reality?

Markerless merupakan metode dalam pengembangan AR tanpa harus menggunakan marker. Markerless digunakan dalam pelacakan objek yang ada pada dunia nyata untuk diproyeksikan ke dalam dunia maya tanpa memiliki marker yang spesial. Untuk dapat melakukan pelacakan dan perekaman pola objek, markerless sangat tergantung kepada Natural-Feature-Tracking.

Dalam metode markerless penggunaan tanda marker dan frame marker sebagai tracking object sudah digantikan dengan pengenalan pola (pattern Recognition) pada objek. Ketika melakukan pelacakan, markerless akan melakukan perhitungan posisi antara kamera atau lensa yang digunakan oleh pengguna dengan objek pada dunia nyata, lalu merefleksikan hanya dengan menggunakan titik-titik pada fitur alami MAR seperti: edge, corner, garis ataupun objeck 3D. Selanjutnya dilakukan langkah priori manual, serta penggambaran model sebagai referensi untuk inisialisasi objek. Dengan demikian, keakuratan objek yang didapat serta objek yang akan divisualisasikan dari proses tracking dan pattern recognition akan lebih baik dan tinggi.

Salah satu contoh penerapan dan perkembangan metode markerless pada teknologi augmented reality dalam kehidupan kita saat ini adalah pengenalan pola wajah (Face Tracking). Algoritma pada markerless dikembangkan sedemikian rupa, sehingga komputer ataupun perangkat (smartphone) dapat mengenali wajah seseorang berdasarkan posisi mata, hidung, mulut dan telinga.

Nah, kurang lebih itulah penjelasan tentang apa itu Augmented Reality dan bagaimana cara kerja dari metode Markerless pada Augmented Reality.

 

 

Penulis : Catur

Sukai/Like Fan Page Facebook Garuda Cyber Indonesia

Subscribe Channel Youtube Garuda Cyber Indonesia

Follow Instagram Garuda Cyber Indonesia

Chat Wa

Artikel Terpopuler

Definisi Struktur Kontrol Perulangan Dalam Pemrograman Dan Contohnya

Pada dasarnya perulangan pada pemrograman yang sama dengan perulangan bahasa pemrograman lainnya. Struktur kontrol perulangan yang dipakai memilki suatu fungsi dari program yang akan dijalankan secara berulang. Contohnya anda ingin membuat tampilan nama anda sebanyak 100 kali, tentu akan sangat lama jika anda menuliskan kode program secara dengan manual. Dengan struktur kontrol perulangan bisa menampilkan dengan nama sebanyak 100 kali...